Gejala Serangan Penyakit yang Menyerang Tanaman Melon
1. Rebah SemaiRebah semai biasa menyerang tanaman melon pada
fase pembibitan. Cara pengendaliannya dengan penyemprotanfungisida
sistemik berbahan aktif propamokarb hidroklorida, simoksanil,
kasugamisin, asam fosfit, atau dimetomorf dengan dosis ½ dari dosis
terendah yang tertera pada kemasan.
2. Layu BakteriPenyakit
ini sering menggagalkan tanaman, Serangannya disebabkan oleh bakteri.
Upaya pengendalian yang dapat dilakukan antara lain dengan meningkatkan
pH tanah, memusnahkan tanaman yang terserang, melakukan penggiliran
tanaman serta penyemprotan secara kimiawi menggunakan bakterisida dari
golongan antibiotik dengan bahan aktifkasugamisin, streptomisin sulfat,
asam oksolinik, validamisin, atau oksitetrasiklin dengan dosis sesuai
pada kemasan. Sebagai pencegahan, secara biologi dapat diberikan
trichoderma pada saat persiapan lahan, pada umur 20hst dan 35 hst
dilakukan pengocoran dengan pestisida organik pada tanah, contoh super
glio, wonderfat. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
3. Layu FusariumGejala
yang ditimbulkan oleh layu fusarium hampir sama dengan layu bakteri,
yang membedakan hanyalah penyebabnya. Layu fusarium disebabkan oleh
serangan jamur. Upaya pengendalian yang dapat dilakukan antara lain
dengan meningkatkan pH tanah, memusnahkan tanaman yang terserang,
melakukan penggiliran tanaman sertapenyemprotan secara kimiawi
menggunakan fungisida berbahan aktif benomil, metalaksil atau
propamokarb hidroklorida dengan dosis sesuai pada kemasan. Sebagai
pencegahan, secara biologi dapat diberikan trichoderma pada saat
persiapan lahan, pada umur 20hst dan 35 hst dilakukan pengocoran dengan
pestisida organik pada tanah, contoh super glio, wonderfat.
Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
4. Busuk PhytopthoraPenyakit
ini menyerang semua bagian tanaman. Batang yang terserang ditandai
dengan bercak coklat kehitaman dan kebasah-basahan. Serangan serius
menyebabkan tanaman layu. Daun melon yang terserang seperti tersiram air
panas. Buah yang terserang ditandai dengan bercak kebasah-basahan yang
menjadi coklat kehitaman dan lunak. Pengendalian secara kimiawi
menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan
adalah metalaksil, propamokarb hidrokloroda, simoksanil atau dimetomorf
dan fungisida kontak, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah
tembaga, mankozeb, propineb, ziram, atau tiram.
5. Gummy Stem BlightPenyakit
ini bermula dari bagian bawah batang tanaman yang nampak seperti
tercelup minyak, selanjutnya mengeluarkan cairan berwarna merah cokelat
dan akhirnya tanaman mati. Daun yang terserang ditandai dengan bercak
bundar melekuk ke dalam berwarna cokelat kehitaman lama kelamaan daun
akan mengering. Pengendalian secara kimiawi menggunakan fungisida
sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah benomil, metil
tiofanat, karbendazim, tridemorf, difenokonazol, atau tebukonazol dan
fungisida kontak berbahan aktif klorotalonil, azoksistrobin, atau
mankozeb.
6. Powdery Mildew
Gejala diawali dengan bercak
bulat kecil berwarna keputihan pada permukaan bagian bawah daun.
Kemudian bercak akan menyatu dan berkembang ke permukaan daun bagian
atas sehingga daun seperti diselimuti tepung. Pengendalian secara
kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa
digunakan adalah benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol,
atau tebukonazol, dan fungisida kontak berbahan aktif klorotalonil,
azoksistrobin, atau mankozeb.
7. Downy Midew
Terdapat
bercak berwana kuning muda pada permukaan daun yang dibatasi oleh tulang
daun, sedangkan pada permukaan bagian bawahnya terdapat massa spora
yang berwarna kehitaman. Pada serangan yang parah terjadi pembusukan
tulang daun yang akhirnya menyebabkan tanaman mati. Pengendalian secara
kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa
digunakan adalah benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol,
atau tebukonazol, dan fungisida kontak berbahan aktif klorotalonil,
azoksistrobin, atau mankozeb.
|
Pengendalian Penyakit Melon |
8. AntraknosaAntraknosa sering juga diistilahkan dengan nama
patek. Penyakit ini menyerang semua bagian tanaman yang ditandai dengan
adanya bercak agak bulat berwarna cokelat muda, lalu berubah menjadi
cokelat tua sampai kehitaman. Semakin lama bercak melebar dan menyatu
akhirnya daun mengering. Gejala lain adalah bercak bulat memanjang
berwarna kuning atau cokelat. Buah yang terserang akan nampak bercak
agak bulat dan berlekuk berwarna cokelat tua, disini cendawan akan
membentuk massa spora berwarna merah jambu. Pengendalian secara kimiawi
menggunakanfungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan
adalah benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau
tebukonazol, dan fungisida kontak berbahan aktif klorotalonil,
azoksistrobin, atau mankozeb.
9. Kudis (scab)Serangan
pada buah muda akan tampak bercak berwarna hijau-cokelatan melekuk ke
dalam, bagian pinggirnya mengeluarkan cairan yang akan mengering seperti
karet. Pada buah tua serangan penyakit ini akan membentuk kudis
bergabus yang berwarna cokelat, tetapi proses pematangan buah tidak
mengalami hambatan. Namun setelah dipanen, cendawan akan aktif dan buah
mudah membusuk. Pada daun yang terserang akan terlihat bercak cokelat
kebasah-basahan dan mengeluarkan lendir. Pengendalian secara kimiawi
menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan
adalah metalaksil, propamokarb hidrokloroda, simoksanil, atau dimetomorf
dan fungisida kontak berbahan aktif tembaga, mankozeb, propineb, ziram,
atau tiram.
10. Bercak DaunPenyakit ini disebabkan
oleh serangan bakteri, berkembang pesat terutama pada musim hujan.
Serangan ditandai dengan adanya bercak putih dan bersudut karena
dibatasi tulang daun. Kemudian bercak berubah menjadi cokelat kelabu
serta bagian bawah daun mengeluarkan cairan, akhirnya daun mengering.
Pengendaliannya menggunakan bakterisida dari golongan antibiotik dengan
bahan aktif kasugamisin, streptomisin sulfat, asam oksolinik,
validamisin, atau oksitetrasiklin, atau dari golongan anorganik seperti
tembaga. Dosis sesuai pada kemasan.
11. VirusVirus
merupakan penyakit yang sangat berpotensi menimbulkan kegagalan terutama
pada musim kemarau. Gejala serangan umumnya ditandai dengan pertumbuhan
tanaman yang mengerdil, daun mengeriting dan terdapat bercak kuning
kebasah-basahan. Penyakit virus sampai saat ini belum ditemukan
penangkalnya. Penyakit ini ditularkan dari satu tanaman ke tanaman lain
melalui vektor atau penular. Beberapa hama yang sangat berpotensi
menjadi penular virus diantaranya adalah thrips, kutu daun, kutu kebul,
dan tungau. Manusia dapat juga berperan sebagai penular virus, baik
melalui alat-alat pertanian maupun tangan terutama pada saat
pemangkasan. Beberapa upaya penanganannya virus antara lain :
membersihkan gulma (karena gulma berpotensi menjadi inang virus),
mengendalikan hama/serangga penular virus, memusnahkan tanaman yang
sudah terserang virus, kebersihan alat dan memberi pemahaman kepada
tenaga kerja agar tidak ceroboh saat melakukan penanganan terhadap
tanaman.
|
Pengendalian Penyakit Melon |